Minggu, 10 November 2013

REPUBLIK LAN FANG, REPUBLIK PERTAMA DI REPUBLIK KITA?

Siapa bilang Indonesia adalah Republik pertama di negeri kita? Dua abad yang lalu, tepatnya tahun 1777, pernah berdiri Republik pertama bernama Lan Fang di Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Pendiri sekaligus Presiden pertama bernama Lo Fang WakSaat itu bangsa Eropa dan Cina (yang katanya) lebih maju sejarah peradabannya pun mkasih memakai sistem pemerintahan monarkhi konstitusi (kerajaan/kekaisaran).

http://www.bt.com.bn/files/images/photos/2011-05-23/yvkkddp.jpgKisahnya bermula di abad 18, Lan Fang itu semacam “negara di dalam negara”, kalau di Amerika dikenal sebagai negara bagian di bawah teritorial kesultanan yang berada di kota Pontianak. Negara Republik Lan Fang berdiri pada tahun 1777. Waktu itu, mereka masih membayar upeti tanda tunduk kepada Kesultanan Sambas dan Mempawah di Kalbar, tapi sehari-hari mereka diberikan keleluasaan sebagai wilayah otonom oleh penguasa disana.

Karena taat pemerintahannya sangat demokratis dibandingkan kongsi-kongsi lain yang umumnya bergaya feodal, secara tak langsung Lan Fang pun mendapat julukan “republik”.  Diberi tanda kutik karena secara de facto tidak ada pengakuan internasional kepada republik ini. 

Disebut republik karena kenyataannya Lan Fang melaksanakan asas asas demokrasi seperti halnya yang dilakukan oleh negara republik, Meskipun syarat untuk terbentuk sebuah negara republik telah terpenuhi. Tak Cuma punya rakyat dan wilayah, Lan Fang rutin menghelat pemilu untuk memilih “presiden”. Lan Fang juga memiliki sistem perekonomian, perbankan, dan hukum sendiri. Bahkan Republik ini mampu bertahan hidup selama kurang lebih 107 tahun lamanya. 

Bendera Republik Lan Fang berbentuk empat persegi panjang berwarna kuning dengan lambang dan kalimat “Lan Fang Ta Tong Chi”. Panji kepresidenan berbentuk segi tiga berwarna kuning dengan kata “Chuao”. (Jenderal). Pejabat tingginya berpakaian ala Tiongkok kuno , sedangkan yang berpangkat lebih rendah mengenakan pakaian ala barat. Lo Fang Pak, seorang guru dari Kwangtung – Cina merupakan pendiri sekaligus Presiden pertama Republik Lan Fang yang berjasa menyatukan puluhan ribu orang Tionghoa yang saat itu berburu emas sampai ke Kalimantan Barat. 

Hebatnya, Republik Lan Fang kala itu sudah membangun transportasi, punya kitab undang-undang hukum, menyelenggarakan sistem perpajakan, mengembangkan sistem pendidikan, pertanian dan pertambangan, bahkan punya ketahanan ekonomi berdikari, lengkap dengan perbankannya.
Republik Lan Fang juga sangat disegani karena kemampuannya mengusir buaya buas di muara Sungai Kapuas. Bahkan setelah sukses membantu Sultan Kun Tien dalam perang melawan Kesultanan Mempawah dan Kelompok Suku Dayak, seluruh orang Tionghoa memilih berlindung pada Republik Lan Fang, termasuk Sultan Kun Tien sendiri. 

Berbagai referensi juga menyebutkan kalau Lan Fang memiliki hubungan perdagangan yang disebutkan sebagai segitiga emas. Yakni, menghubungkan antara Lan Fang, Tiongkok, dan negara di Semenanjung Malaysia, hingga Vietnam. 

Karena lemahnya kesultanan yang hanya tertarik dengan penarikan upeti yang nilainya lebih rendah bila dibandingkan dengan transaksi perdagangan internasional waktu itu membuat Lan Fang bebas bertransaksi dengan yang lain.Setelah 47 tahun berdiri dan tercatat telah memiliki 10 presiden yang dipilih melalui pemilu, akhirnya Republik Lan Fang takluk juga di tangan penjajah Belanda dan sekutunya.

Alkisah pada tahun 1884, Singkawang Kalimantan Barat wilayah dimana Lan Fang berada, menolak untuk dikuasai Belanda, akibatnya wilayah yang saat ini dijuluki sebagai Kota Seribu Kelenteng itu diserang. Warga setempat pun kocar-kacir setelah selama empat atau lima tahun bertempur. Mereka melarikan diri ke Medan. Beberapa kemudian melanjutkan pelarian hingga Singapura dan menetap melanjutkan pembangunan di sana. Dan tentu beranak pinak. Salah satu keturunannya adalah mantan Perdana Menteri Singapura Lee Kuan Yew. 

Betapa susahnya restorasi (pengembalian kembali) peradaban Lan Fang secara utuh. Seperti dilansir JPNN, kini sedang diupayakan merestorasi kembali keberadaan Republik Lan Fang di Singapura. Meskipun peninggalan Lan Fang telah direstorasi sedikit demi sedikit. 

Mulai dari miniatur uang, menara perlindungan, lulisan-lukisan dan foto zaman dahulu, hingga membuat pagelaran puisi tentang perang kongsi. Pagelaran tersebut bahkan sempat masuk menjadi agenda rutin Singapore Art Fest. Ironi memang, semua itu dilakukan oleh Singapura, bukan Indonesia sebagai pemilik sejarah dimana peradaban Lan Fang pertama kali dimulai.

JASMERAH. Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah. Pesan Bung Karno karena sejarahlah yang menjadi satu-satunya hal yang bisa kita banggakan sampai kapan pun. Harta, kekayaan, jabatan, mungkin bisa membuat kita bangga. Tetapi itu semua adalah semu, ketika mereka hilang berlalu seiring waktu, maka orang tak akan mengganggapnya sebagai sesuatu yang berharga. Tetapi jika kita bersatu untuk menjunjung tinggi kebenaran sejarah, tanpa harus dipolitisasi, karena kepentingan beberapa pihak. Maka itulah sejatinya kekayaan bangsa yang bisa kita wariskan sampai ke anak, cucu, cicit kita kelak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar